APAKAH HUKUM MENYINDIR SESEORANG?
Oleh: Mohd. Yusuf Hasibuan
Islam merupakan agama Rahmatan lil ‘alamin, kehadiarannya telah mengatur segala bentuk asfek kehidupan yang ada dimuka bumi ini. Untuk mengatur semua ini dibutuhkan hukum dan peraturan-peraturan yang tertata rapi melalui Al-Quran, Sunnah Rasulullah Saw, Ijma’ Ulama dan Qiyas dst. Begitu juga halnya tentang hukum menjaga anggota tubuh dari perbuatan dosa. Menjaga mata, hidung, mulut, lidah, mata, tangan, perut, kemaluan dan kaki agar selalu berbuat baik, sehingga terjaga dari perbuatan-perbuatan yang tercela seperti; menyindir seseorang dengan tujuan yang sangat tidak terpuji.
Menurut kamus bahasa Indonesia makna Menyindir adalah mencela atau mengejek seseorang secara tidak langsung atau tidak terus terang. Lalu apakah hukum menyindir seseorang?, dari pertanyaan yang singkat ini kita akan membahas hukumnya sedangkal pengetahuan ana. menurut kaca mata islam sebagaimana yang telah tercantum didalam buku Al-fiqhu
Jadi menurut hemat penulis segala sesuatunya tergantung niat kita. Jikalau kita menyindir teman dan orang lain dengan tujuan yang baik yaitu agar merubah sikap dan akhlaknya, maka hal itu dianjurkan oleh agama, Akantetapi dengan metode yang baik dan tidak menyakitkan hati seseorang.seperti yang dilakukan oleh syeikh Dr. Yusuf Qordhawi yang menyindir umat islam dan bangsa-bangsa arab agar lebih memperhatikan keadaan umat islam yang berada di gaza, dengan mengatakan “Mana suara lantang kita yang bisa menghengkangkan penjajah Israel?!”
Dan apabila niat kita menyindir seseorang dengan tujuan yang hina yaitu; agar kekurangannya terbuka, ingin membalas dendam dan kedengkian yang tinggi terhadap orang yang kita sindir. Maka hal ini sangat tidak dibolehkan agama. Sebagaimana Firman Allah Swt yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olokkan); dan jangan pula wanita mengolok-olokkan wanita-wanita lain., karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan); dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan jangan pula kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk. Seburuk-buruk gelar ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman..” (QS. al-Hujurat:11).
Makanya agar kehidupan kita lebih tenang dan nyaman marilah kita saling menjaga lisan dengan sebaik mungkin dan saling memahami sesama kita. Seperti; yang dilakukan oleh Rasulullah Saw tauladan kita, ketika beliau bertamu dihidangkan makanan kepadanya, namun beliau tidak menyukai makanan tersebut. Rasulullah Saw tidak menyindir dan mencela makanan yang tidak ia sukai. Sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Aisyah Ra yang artinya “Rasulullah saw. sama sekali tidak pernah mencela makanan yang tidak disukainya. Jika beliau menyukai, maka beliau memakannya; dan jika tidak, maka beliau meninggalkannya.”
Semoga dengan tulisan yang singkat ini bermanfaat bagi kita semua khususnya diri saya pribad. Sehingga kita selalu menjaga lisan dan anggota tubuh didalam bermuamalah dan berinteraksi sesama teman-teman dan kerabat kita. Wallahu Wa’lam Bi As-Shawab.
1 comment:
sangat bermanfaat. jadi tahu kalo menyindir itu ada batasannya, wah perlu disampaikan kepada yang awam ni. semoga orang2 yang ingin merubah orang lain bisa menggunakan sindiran yang lebih halus. syukran
Post a Comment